• komunikasi.umm.ac.id.

Proses Panjang AUN QA

Minggu, 30 Mei 2021 18:33 WIB

 

Proses sertifikasi dimulai dengan penilaian berkas melalui Self Assesment Report (SAR) yang dikirim ke kantor pusat AUN QA. Selanjutnya dilakukan visitasi yang dilakukan secara remote (daring). Dua asesor, masing-masing Prof. Dr. Rosemary Seva dari De La Saile University, Filipina dan Asst Professor Suptcha Cheevapruk dari Mongkut’s University of Technology North Bangkok, Thailand melakukan pengecekan, baik di tingkat universitas, fakultas, maupun prodi.

Pada proses itu pula para asesor melakukan konfirmasi kepada tim SAR, pimpinan fakultas dan prodi. Selain itu juga dilangsungkan visitasi secara virtual ke beberapa lokasi tingkat universitas, seperti perpustakaan dan fasilitas-fasilitas lainnya. Disamping itu juga melakukan konfirmasi kepada para staf akademik untuk memastikan apa yang disampaikan di SAR benar adanya.

Tak berhenti sampai di situ, hasil visitasi juga dikorescek dengan berbagai pihak terkait. Seeprti kepada mahasiswa, alumni, maupun pengguna alumni. Pengecekan ini untuk mencocokkan apakah ada kesesuaian luaran pembelajaran yang diharapkan dengan kurikulum yang disediakan. Juga tentang bagaimana cara mengevaluasi capaian tersebut.

Hasil akhir sertifikasi ini diperoleh setelah Prodi melakukan revisi dan pemenuhan berkas-berkas yang dinilai masih kurang lengkap. Namun demikian, sejak awal para asesor sudah menyatakan kepuasannya atas jawaban-jawaban para asesi.

“Alhamdulillah semua lega, Komunikasi UMM tersertifikasi AUN QA. Semoga ini menjadi titik awal yang baik kita akan melangkah ke internasionalisasi. Salah satunya dengan membuka kelas internasional,” pungkas Himawan yakin.

Rektor UMM, Dr Fauzan, bersyukur dengan bertambahnya prodi-prodi yang memperoleh sertifikasi internasional sesuai dengan harapannya untuk menjadikan UMM semakin mendunia. Selain Komunikasi, prodi di UMM yang juga memperoleh AUN QA adalah Pendidikan Biologi, Manajemen, Peternakan dan Psikologi. Sementara prodi Teknik Industri memperoleh sertifikasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

“Tidak ada pilihan lain, kita harus melangkah lebih tinggi dan jauh lagi agar rekognisi internasional ini semakin memperkuat tradisi akademik dan kinerja UMM dalam menjawab tantangan kekinian,” kata rektor. (*)

Shared: