• komunikasi.umm.ac.id.

Dosen Ilmu Komunikasi Juara Ide Cerita ACFFEST 2021

Senin, 06 Desember 2021 06:02 WIB

 

Salah satu Dosen Ilmu Komunikasi bersama mahasiswa dan alumni berhasil membawa pulang juara ketiga kategori Ide Cerita Terbaik dalam Anti Corruption Film Festival 2021 (ACFFEST) yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2021. Sebagai dosen yang sudah tersertifikasi sebagai seorang filmmaker, Bapak Novin Farid Setyo Wibowo,M.Si., berhasil menyisihkan tidak kurang dari 424 karya proposal film lainnya. Dalam pembuatan film ini, beliau berperan sebagai produser dan penulis skenario. 

 

Berdasarkan Informasi dari Pak Novin “Awalnya dipilih 40 besar kemudian dipilih lagi 20 besar. Dari 20 besar itu lalu dipertemukan dengan para juri diantaranya Kamila Andini, seorang sutradara ternama di Indonesia. Dari 20 proposal itu terpilih 10 karya. Kemudian kesepuluh karya tersebut didanai 30 juta per karya. Alhamdulillah Persen-an lolos didanai dan dimentori untuk kemudian diwujudkan dalam sebuah produksi,”ungkap Novin.

Melalui bendera Raya Media Creative, Novin menggandeng rekan dosen, alumni dan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM. Salah satu dosen yang digandeng Novin adalah Rahadi, M.Si yang berperan sebagai pak Bowo, seorang pejabat desa yang culas dan suka minta jatah dana kegiatan (ersenan). Beberapa nama dosen dan alumni Prodi Ilmu Komunikasi juga tergabung dalam film ini. Diantaranya adalah Lukman Hakim sebagai sutradara, Bhekti Setyowibowo sebagai Pak Karyo, makelar proyek dan alumni Ikom, Grise Febrianto yang memerankan Jon, si filmmaker.

 

Konsep Film Persen-an bercerita tentang dua orang filmmaker, yaitu Ocir dan Jon, yang terjebak dalam lingkaran korupsi gara-gara mendapatkan proyek dari pemerintah lokal. Dalam film itu dikisahkan bahwa di pemerintah lokal tersebut, setiap ada pengadaan proyek selalu ada potongan yang disebut dengan istilah persenan. Korupsi berupa persenan atau potongan yang dilakukan oleh para pejabat lokal dalam cerita ini dikisahkan sangat mengganggu proses produksi. Sebab hal itu menyebabkan hasil karya film yang dihasilkan menjadi turun kualitasnya, akibat banyaknya pengurangan dana di banyak sisi akibat pejabat yang minta komisi. “Persenan ini dalam KBBI artinya hadiah atau pemberian. Jadi film ini mengangkat fenomena di pemerintahan yang menerapkan potongan sejumlah beberapa persen dana sehingga mengurangi jumlah uang proyek yang diterimakan. Film yang dihasilkan dalam ACFFEST nantinya akan dijadikan sebagai media untuk sosialisasi KPK,”ujarnya.

 

Novin menceritakan cuaca sebagai hambatan produksi terbesar. Hujan di daerah Ketapanrame Trawas, yang menjadi lokasi pengambilan gambar film, sempat mengganggu proses produksi. Namun hal itu bisa diatasi oleh timnya, sehingga proses produksi yang memakan waktu tiga hari tersebut bisa berjalan dengan lancar. Menariknya, film ini rencananya juga akan diikutkan dalam beberapa festival baik nasional maupun internasional. “Jadi film Persen-an tidak akan berhenti sama disini saja, kami akan mengikutkannya dalam beberapa festival baik nasional maupun internasional,”ujar Novin. Selamat Ilmu Komunikasi UMM! 

Shared: